Medianers ~ Polisi membuntuti serta mengamati mobil di jalan raya, hingga mobil tersebut parkir di tepi jalan dengan lampu sein hidup. Lalu polisi tersebut menaruh kecurigaan, serta mengecek isi dalam mobil.
Benar saja, pengemudi yang ada di dalam mobil diam saat dipanggil. Lalu polisi berlari ke mobil patrolinya untuk meminta bantuan lewat alat telekomunikasi yang ada di dalam mobil patrolinya.
Setelah memanggil bantuan, polisi bergegas kembali ke mobil korban, yang diduga mabuk berat karena kokain, hingga tidak sadarkan diri (over dosis).
Dengan sigap polisi mengeluarkan korban dari dalam mobil, posisi telentang, lalu polisi memberi nafas bantuan lewat mulut, dan memberikan kompresi (tekanan) pada dada korban. Usaha sang polisi sangat bagus, patut diapresiasi saat menyelamatkan korban.
Berselang beberapa menit, bantuan datang, yakni seorang Perawat laki-laki.
Kemudian Perawat dan polisi menggotong pasien (korban) ke lokasi yang lapang, dan Perawat tersebut langsung melakukan kompresi di dada pasien, tindakan kompresi dilakukan bergantian dengan polisi.
Dalam tayangan video di bawah ini, polisi penemu pertama, sangat mengerti dan paham tentang tindakan pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat, meskipun ia tidak peduli dengan keselamatannya sendiri, seperti saat ia melakukan "mouse to mouse" memberikan nafas bantuan langsung melalui mulut. Sebab, pasien yang dibantu adalah pemakai narkoba, jadi beresiko polisi tersebut akan tertular penyakit seperti, HbSAG positif atau HIV, Aids, cendrung pengguna narkoba rawan menderita penyakit menular demikian.
Sedangkan Perawat tidak melakukan nafas bantuan melalui mulut, tetapi menggunakan alat, biasanya ambubag, namun di video tidak nampak cara Perawat menggunakan alat itu.
Singkat cerita, polisi dan Perawat tersebut berhasil menyelamatkan pasien tersebut hingga tersadar dan bisa berdiri kemudian, bantuan tambahan datang, ambulance serta polisi lainnya berdatangan.
Melirik tayangan ini, sungguh bagus sistim penanggulangan bencana terpadu mereka, bisa berbuat cepat, responsive dan memiliki skill serta kemampuan dalam menyelamatkan korban dari ancaman kematian.
Dan, paling di apresiasi adalah polisi pertama, dapat melakukan pengkajian cepat, dan paham apa yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan nyawa.
Semoga tayangan video singkat ini, mengingatkan kita segenap aparat negara yang langsung terjun dimasyarakat, tidak saja tenaga kesehatan, hendaknya memahami cara tindakan pertolongan pertama ini, yang dikenal dengan tindakan Resusitasi jantung paru.
Jika belum paham, ada baiknya pelatihan seperti BHD ( Bantuan Hidup Dasar) wajib dibekali oleh pengambil kebijakan pada Polisi, TNI, Damkar, DLLAJ, Sekuriti dan masyarakat awam lainnya, sebab kasus seperti ini bisa terjadi dimana dan kapan saja,(AW)