grace02emily Ada Apa Antara IPAI Dan HIPANI ? Terbaru 2017

Perawat-anestesi-ipai-hipani
Medianers ~ Menarik sekali mengikuti perkembangan perpecahan ditubuh Keperawatan dan hadirnya dua organisasi profesi di tanah air. Pertama tentang organisasi Ikatan Penata Anestesi Indonesia, disingkat IPAI. Kedua, tentang lahirnya organisasi baru bernama HIPANI ( Himpunan Perawat Anestesi Indonesia).

Sejarah Lahirnya IPAI

IPAI lahir dari cikal bakal Ikatan Alumni Akademi Anestesi (Iklum Aknes), karena ada perubahan kurikulum menjadi Akademi Keperawatan Anestesi (Akpernes) sehingga lulusan Akpernes tidak terakomodir. Maka, sejak 1 Oktober 1986 Iklum Aknes berubah menjadi organisasi Ikatan Perawat Anestesi Indonesia (IPAI) dan diakui dibawah payung PPNI sebagai organisasi sayap.

Selanjutnya IPAI kembali berubah, sebagai dampak lahirnya UU Tenaga Kesehatan No. 36 Tahun 2014, dimana perawat anestesi bukan lagi termasuk rumpun Keperawatan, tapi berada dibawah Keteknisian Medis. Hal ini diatur pada BAB 3, pasal 11. Sebagai bentuk respon, kata Perawat diganti menjadi Penata, lengkapnya menjadi Ikatan Penata Anestesi Indonesia. Artinya, Perawat Anestesi, telah meninggalkan profesinya sebagai Perawat dan menjadi Penata. Tidak lagi dibawah kendali PPNI.
Bila dirunut sejarah, Penata yang ada saat ini, mayoritas berasal dari pendidikan dasar Keperawatan, seperti SPK lanjut kuliah ke Aknes dan Akpernes atau dari diploma 3 keperawatan (Akper) lanjut kuliah satu tahun ke program diploma IV Keperawatan Anestesi Reanimasi. Bila diamati dari istilah, semua lulusan sebenarnya tidak bisa melepaskan diri dari kata " Keperawatan" demikian juga dengan lulusan Akademi Anestesi, dasarnya adalah lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK). Tapi, hari ini mengapa berubah menjadi Penata?

Sejarah Hadirnya HIPANI

Sekitar 3 pekan nan lalu, penulis mendapat undangan berupa brosur di grup WA untuk mengikuti seminar dan Kongres Nasional Himpunan Perawat Anestesi Indonesia ( Konas HIPANI). Kegiatan ini diinisiasi oleh pengurus pusat PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia). Sayangnya penulis tidak bisa hadir. Sebetulnya sangat penasaran, dan berjuta tanda tanya mengapa HIPANI lahir,  apakah sebagai bentuk jawaban keluarnya IPAI dari jalur Keperawatan?

Meskipun baru berusia bulanan, HIPANI terlihat cukup agresif melakukan konsolidasi, baru-baru ini juga telah terbentuk Dewan Pengurus Daerah (DPD) Jawa Timur, dan akan menyelenggarakan pertemuan ilmiah pada pertengahan januari 2017 mendatang dengan tema " HIPANI Lahir Menuju Peningkatan Mutu Dan Profesionalisme Perawat Anestesi."

Dari seluruh kegiatan dan saling serang dua kubu bertikai di media sosial yang penulis amati secara diam-diam maupun penulis tanyai langsung tanpa dapat jawaban sepatah kata, semakin membuat penulis penasaran dan berasumsi bahwa gara-gara dua kepentingan kubu ( pengurus organisasi), dampaknya Perawat / penata fungsional jadi korban kebingungan. Sebagaimana pribahasa usang "Gajah bertarung sama gajah, pelanduk mati terjepit di tengah.

Baiklah, mengapa penulis menyatakan demikian? Di rumah sakit, Perawat atau Penata Anestesi sebetulnya memikirkan bagaimana mereka bisa bekerja dengan aman, nyaman dan makmur tanpa gangguan. Mereka inginkan bisa bekerja terlindungi dari resiko tuntutan, terkait tugasnya nan penuh tantangan menyelamatkan nyawa. Bila digiring ke politik praktis organisasi, lalu kisruh dan perang opini, kapan hal aman dan makmur itu diperjuangkan?

Perawat/ Penata yang dinas di instalasi bedah sentral kebingungan, bila memilih IPAI maka ia akan dibawah Keteknisan Medis. Okelah, bagi Penata yang berijazah Aknes, tapi bagaimana dengan yang berijazah Akpernes plus S1 Keperawatan + Ners? Bila disuruh memilih salah satu, jelas mereka akan "mati" kebingungan, mau di keperawatan apa di Keteknisan medis? 

Bila dihitung dari segi kepangkatan PNS, tentunya mereka yang tamatan Akpernes plus ijazah Ners cendrung akan memilih di bawah kendali bidang Keperawatan. Mengingat kesinambungan kepangkatan dan gelar terakhir yang melekat di awal namanya. Sementara yang D 3, berpotensi memilih di bawah Keteknisan medis dan berasosiasi ke IPAI. Artinya, dalam satu ruangan akan ada 2 kubu yang mengerjakan sesuatu tindakan sama persis.

Lakukan Konsolidasi Antara IPAI dan PPNI

Pandangan penulis, apapun alasannya, 2 kubu organisasi yang berseberangan antara IPAI dan PPNI (pembentuk HIPANI) sebaiknya Islah. Duduk bersama, buang egosentrisme, lepaskan segala saling klaim kehebatan demi kesatuan profesi nan tangguh.

Sebab, yang merasakan dampak dari pertikaian ini adalah "rumput akar" pelaksana dilapangan. Yang biasanya hangat, akan saling terpecah dalam melaksanakan profesionalisme pelayanan. Langkah konsolidasi belum terlambat, meskipun UU Tenaga Kesehatan No. 36 Tahun 2014 yang memposisikan Penata bukanlah bagian dari Keperawatan akan bisa diperbaiki. Dasar "blunder" terbelah perawat anestesi berawal dari UU tersebut. Sekian.(AntonWijaya

grace02emily Bagaimana Cara Menanggulangi Diare Pada Anak ? Terbaru 2017

Medianers ~ Diare adalah berak menjadi lembek atau bahkan berupa air saja (mencret) lebih dari 3x sehari. Bila diare tidak teratasi seseorang akan mengalami kekurangan cairan tubuh, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Berak encer ( biasanya 3x atau lebih dalam sehari) kadang-kadang disertai muntah, badan lesu dan lemes, tidak mau makan dan panas.

Penyebab Diare

Diare sering disebabkan oleh kuman penyakit yang ditularkan akibat tingkah laku yang tidak sehat meliputi:
1.Berak disembarang tempat
2.Pemakaian air yang tercemar
3.Pemakaian susu pengganti ASI
4.Makanan/ minuman yang tercemar kuman
5.Tangan kotor 

Apakah diare berbahaya?

Diare berbahaya karena :
1.Penderita akan kehilangan cairan tubuh
2.Penderita menjadi lesu dan lemah
3.Penderita dapat meninggal, bila kehilangan cairan tubuh yang banyak

Bagaimana mencegah diare ?

Dengan melaksanakan kebiasaan hidup sehat sehari-hari meliputi :
1.Berak di jamban/ kakus yang sehat
2.Air minum yang sudah direbus
3.Pemberian ASI
4.Kebersihan makanan dan minuman
5.Menggunakan air yang bersih 
6.Kebersihan perorangan 

Bagaimana cara menanggulangi diare ?
  1. Berikan oralit 200cc;
  2. Berikan larutan Gula Garam, bila tidak ada oralit;
  3. Tetap berikan ASI bagi bayi yang masih menyusui;
  4. Makan lunak seperti, pisang, bubur, nasi tim tetap diberikan seperti biasa

Cara memberikan oralit dan larutan gula garam
  1. Sediakan 1 gelas air yang telah dimasak/ air teh encer (200cc);
  2. Masukan 1 bungkus oralit;
  3. Aduk sampai larut benar, minumkan kepada penderita.

Cara membuat larutan Gula Garam
  1. Sediakan 1 gelas air yang telah dimasak/ air teh encer (200cc);
  2. Masukan 1 sendok makan muncung Gula pasir dan seujung sendok Garam;
  3. Aduk sampai larut benar, minumkan kepada penderita.

Cara memberikan larutan gula garam

Bayi dibawah satu tahun
  • 3 jam pertama 1 ½ gelas;
  • Selanjutnya ½ gelas setiap diare sampai diare berhenti

Anak 1-5 tahun
  • 3 jam pertama 3 gelas;
  • Selanjutnya 1 gelas setiap diare sampai diare berhenti

Anak lebih dari 5 tahun
  • 3 jam pertama 6 gelas;
  • Selanjutnya 1 ½ gelas setiap diare sampai diare berhenti.
Bila diare berlanjut, anak kelihatan lelah, mata cekung, elastisitas kulit kendor dan tidak mau sama sekali minum, menyusui dan makan, maka segera bawa ke pelayanan kesehatan terdekat.(AW)

grace02emily Cara Memenuhi Angka Kecukupan Gizi Pada Anak Terbaru 2017

Medianers ~ Pada masa bayi / balita terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat sehingga kebutuhan zat gizi relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok umur lainnya. Makin berat pekerjaan / aktifitas seseorang, maka kebutuhan zat gizi terutama sumber energi makin tinggi pula.
cara-menghitung-angka-kecukupan-gizi-pada-anak
ilustrasi/ photo: alana.io
Dalam menghitung angka kecukupan gizi seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor geografi. Orang di daerah perkotaan dengan tingkat polusi yang tinggi memerlukan banyak makanan sumber vitamin dan mineral. Sedangkan Orang-orang di daerah pegunungan, dengan udara yang dingin memerlukan banyak makanan sumber vitamin dan sumber energi yang lebih tinggi.  Kemudian kebutuhan zat gizi pada wanita hamil atau menyusui meningkat karena untuk mencukupi kebutuhan gizi bayi dan dirinya.

Kegunaan mengetahui angka kecukupan gizi pada anak antara lain untuk:
  1. Menentukan cukup tidaknya kebutuhan gizi seseorang;
  2. Membuat rencana untuk mencukupi gizi setiap orang sesuai umurnya;
  3. Evaluasi tingkat kecukupan penyediaan makanan seseorang.
Menurut Leaflet yang disebar oleh RS Hermina Tangerang, sebagai media promosi kesehatan cara memenuhi Angka Kecukupan Gizi Pada Anak, sebagai berikut:

1. Angka Kecukupan Gizi Pada Balita (1-2 tahun)
  • Nasi / Pengganti: 1-1,5 piring;
  • Lauk hewani: 2-3 potong;
  • Susu : 1 gelas;
  • Lauk nabati: 1-2 potong;
  • Sayuran: 1,5 mangkok;
  • Buah : 2-3 potong.
2. Angka Kecukupan Gizi Pada Balita (3-4 tahun)
  • Nasi / Pengganti: 1-1,5 piring;
  • Lauk hewani: 2-3 potong;
  • Susu : 1 gelas;
  • Lauk nabati: 1-2 potong;
  • Sayuran: ½ mangkok;
  • Buah : 2-3 potong

3. Angka Kecukupan Gizi Anak (5-6 tahun)
  • Nasi / Pengganti: 2-3 piring;
  • Lauk hewani: 2-4 potong;
  • Susu : 1 gelas;
  • Lauk nabati: 1-2 potong;
  • Sayuran: 1-1½ mangkok;
  • Buah : 2-3 potong.
4. Angka Kecukupan Gizi Anak (7-9 tahun)
  • Nasi / Pengganti: 2-4 piring;
  • Lauk hewani: 2-4 potong ;
  • Lauk nabati: 2-3 potong;
  • Sayuran: 1-1 ½ mangkok;
  • Buah : 2-3 potong.
5. Angka Kecukupan Gizi Anak  Anak (10-12 tahun)
  • Nasi / Pengganti: 3-4 piring;
  • Lauk hewani: 3-4 potong;
  • Lauk nabati: 2-4 potong;
  • Sayuran: 1½-2 mangkok;
  • Buah : 2-3 potong 
6. Angka Kecukupan Gizi Anak Remaja (13-15 tahun)
  • Nasi / Pengganti: 3-5 piring;
  • Lauk hewani: 3-4 potong;
  • Lauk nabati: 2-4 potong;
  • Sayuran: 1½-2 mngkk;
  • Buah : 2-3 potong.
7.Angka Kecukupan Gizi Anak Dewasa (16-19 tahun)
  • Nasi / Pengganti: 4-5 piring;
  • Lauk hewani: 3-4 potong;
  • Lauk nabati: 2-4 potong;
  • Sayuran: 1½-2 mangkok;
  • Buah : 2-3 potong 
Terkait : Kiat Mudah Mengatur Gizi Seimbang Pada Anak
Kurang lebih nilai atau angka sepiring nasi sama dengan 30 gr. Sepotong daging / tempe = 25 gram. Semangkok sayur =100 gram. Dan, sepotong buah pepaya = 100 gr. Sedangkan, satu gelas susu sama dengan 200 gr susu segar. Kira-kira demikianlah Angka Kecukupan Gizi Pada Anak yang dapat medianers share berdasarkan sumber leaflet.(Editor: AW)

grace02emily Kiat Mudah Mengatur Gizi Seimbang Pada Anak Terbaru 2017

Medianers ~ Gizi seimbang pada anak yaitu suatu asupan zat makanan yang diperlukan tubuh sesuai dengan usia anak. Gizi seimbang sangat penting diperhatikan orang tua agar tumbuh kembang anak berjalan normal. Adapun penyebab, tanda gejala dan akibat atau dampak pada anak, apa bila asupan gizi tidak seimbang, diantaranya simak uraian berikut:
ilustrasi / photo: alana.io
Penyebab kurang gizi pada anak
  1. Jumlah makanan yang kurang;
  2. Jenis makanan tidak seimbang;
  3. Makan tidak teratur;
  4. Penyakit.

Tanda dan gejala kurang gizi pada anak
  1. Badan kurus;
  2. Rambut tipis dan mudah tercabut;
  3. Lemah dan pucat;
  4. Kulit kering dan kusam;
  5. Suka pusing;
  6. Kaki dan tangan bengkak.

Akibat kurang gizi pada anak
  1. Pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu;
  2. Anak mudah sakit;
  3. Kecerdasan anak kurang/ lambat.
Apa pentingnya gizi seimbang ?
  1. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak;
  2. Meningkatkan potensi kecerdasan;
  3. Meningkatkan daya tahan tubuh.
Cara mengatasi kurang gizi pada anak ?
  1. Memberi jenis makanan yang seimbang pada saat anak sehat dan sakit;
  2. Memberi makanan sesuai kebutuhan;
  3. Makan yang teratur;
  4. Jajanan jangan diberikan dekat waktu makan;
  5. Memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering;
  6. Memberi makan ajak sambil bermain dan bercerita;
  7. Makan bersama;
  8. Tata makanan yang menarik misal warna piring yang menarik;
  9. Jangan memberikan makanan yang manis sebelum makan.
Sumber zat gizi pada makanan
  1. Sumber zat tenaga terdapat pada : Beras, roti, mie, terigu, ubi, jagung, kentang, singkong;
  2. Sumber zat pembangun, seperti tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu, kedelai, kacang hijau, kacang tanah;
  3. Sumber zat pengatur, seperti kangkung, bayam, wortel,daun singkong,pepaya, mangga dan jeruk.
Kiat mudah memilih makanan bergizi
  1. Harganya terjangkau;
  2. Nilai gizinya baik;
  3. Masih segar/ tidak busuk;
  4. Mudah didapat.
Cara mengolah makanan bergizi
  1. Sayuran, buah-buahan dicuci dulu kemudian dipotong-potong;
  2. Sayuran dimasak jangan terlalu lama;
  3. Alat masak harus dicuci bersih;
  4. Cuci tangan sebelum memasak;
  5. Beras dicuci tidak sampai bening airnya;
  6. Lauk/ ikan dicuci dan dibuang kotoranya sebelum dipotong
Prinsip penyajian makanan bergizi pada anak
  1. Jenis makanan bervariasi;
  2. Kombinasi makanan hewani dan nabati, jika keuangan memungkinkan ;
  3. Disajikan dalam keadaan hangat;
  4. Perhatikan jadwal menu;
  5. Jumlah makanan sesuai kebutuhan.
Prinsip mengatasi anak tidak mau makan
  1. Jangan paksa anak jika tidak mau makan;
  2. Menggunakan alat makan yang menarik;
  3. Makan sambil cerita;
  4. Jenis makanan bervariasi dengan bentuk dan warna menarik.
Atur suasana yang dapat merangsang nafsu makan anak
  1. Makan bersama anggota keluarga;
  2. Makanan yang dihidangkan dalam keadaan hangat;
  3. Jenis makanan bervariasi;
  4. Alat makan menarik;
  5. Makan sambil bercerita.
Terkait : Cara Memenuhi Angka Kecukupan Gizi Pada Anak
Demikianlah Kiat Mudah Mengatur Asupan Gizi Seimbang Pada Anak yang perlu jadi perhatian bagi orang tua di rumah dalam mengatur dan mencukupi kebutuhan gizi seimbang pada anak-anak.(AW/ dihimpun dari berbagai sumber)               

grace02emily Inilah Kiat Sukses Memotivasi Staf Perawat Terbaru 2017

Medianers ~ Memotivasi staf adalah bagian penting dari proses kepemimpinan dalam industri apapun. Karena motivasi bisa hilangkan tekanan atau stres pada staf, sehingga staf dapat bekerja sepenuh hati di perusahaan, demikian juga dialami staf perawat. Motivasi, dukungan serta kebijakan perbaikan lingkungan kerja sangat penting untuk mempertahankan kinerja perawat berkualitas di rumah sakit atau di pelayanan kesehatan. 
Kiat-Sukses-Memotivasi-Staf-Perawat
Dalam buku "The Five Practices of Exemplary Leadership Nursing," yang ditulis James Kouzes dan Barry Posner menyatakan bahwa "kepemimpinan adalah urusan semua orang, termasuk CEO, pemimpin unit, manajer perawat dan bahkan perawat. Memotivasi perawat adalah salah satu tantangan terbesar dari manajemen keperawatan." Sedangkan Michelle Voss selaku perawat terdaftar (RN) mengatakan, "motivasi staf perawat dapat dipenuhi dengan memperkenalkan proses interaktif dan proaktif serta menghindari respon reaktif berlebihan."

Teratur Meminta Masukan

Mintalah umpan balik perawat tentang isu-isu keperawatan secara teratur. Mendorong diskusi terbuka tentang tantangan sehari-hari mereka dengan perawatan pasien, lingkungan rumah sakit, jadwal kerja dan masalah stres keperawatan lainnya yang mereka alami. Menyediakan berbagai jalan untuk mengekspresikan ide-ide dan saran-saran mereka dengan cara yang proaktif positif, dan mencegah hal tidak produktif dan mengeluh. 

Tanyakan kepada mereka apa yang mereka pikirkan tentang tantangan paling sering menyusahkan saat mereka berurusan atau bekerja. Kiatnya, bisa melalui kotak saran, dengan survei bulanan atau kuartalan dan ulasan kinerja. Mengarahkan permintaan untuk umpan balik dengan cara yang positif dengan menanyakan solusi, bukan hanya perasaan atau pendapat saja.

Libatkan Perawat Dalam Kepemimpinan

Berikan perawat kesempatan untuk menunjukkan dan pengalaman kepemimpinan dalam profesi mereka secara teratur. Jadwal perawat untuk memimpin pertemuan atau membahas topik penelitian/ penemuan tentang tindakan medis saat ini dan berbagi pengalaman tentang seputar dunia keperawatan. 

Kemudian memberi kesempatan kepada Perawat menyajikan sesi pendidikan kecil untuk peer-to-peer belajar tentang pelajaran seperti kebijakan rumah sakit, prosedur keperawatan dan tren perawatan pasien dan tanggung jawab. Mendorong mentoring kemitraan antara pasangan perawat senior dengan perawat baru dan tentunya saling berbagi pengalaman.

Saling pengertian

Memahami sudut pandang orang lain, pengalaman dan proses kerja, mengembangkan kerjasama. Mengatur cara staf perawat untuk lebih memahami unit/ruangan lain seperti laboratorium, apotek, gizi, administrasi, radiologi, dan lain-lain. Serta mendorong kerja sama tim dan pemecahan masalah. Teratur mengundang anggota dari unit lain untuk datang ke pertemuan perawat atau memperkenalkan diri dan membahas tentang unit masing-masing. Dan, mengembangkan hubungan yang mendukung dan saling kerjasama dapat meningkatkan semangat perawat dan memotivasi perawat selalu semangat bekerja.

Berkomitmen untuk Komunikasi Positif

Gaya komunikasi dapat memotivasi atau mendemotivasi dalam profesi apa pun, dan terutama menghilangkan stres dilingkungan kerja. Berkomitmen untuk menggunakan komunikasi positif dengan perawat untuk mengembangkan sikap ramah, peduli dan suasana mendukung dan memberikan pelatihan tentang komunikasi positif bagi staf perawat. Kiat positif yang dimaksud dengan cara saling menyapa antara staf perawat di awal shift dinas. 

Memberikan dukungan saat perawat menghadapi  masalah tertentu; misalnya, jika seorang perawat yang mengungkapkan frustrasi saat menagani pasien. Interaksi menenangkan dalam situasi stres dan mendorong hubungan kerja yang baik mungkin sangat dibutuhkan perawat dalam bekerja saat itu. (Sumber : smallbusiness.chron.com / Editor : AntonWijaya)

grace02emily Contoh Soal Ujian Persiapan Akreditasi Rumah Sakit Terbaru 2017

Medianers ~ Jelang akreditasi rumah sakit, biasanya manajemen melakukan persiapan dengan cara ujian tulis pada segenap karyawan/karyawati untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan SDM memahami poin-poin penting dalam standar pelayanan di rumah sakit. Kira-kira seperti soal berikut yang mungkin akan diujikan.
Ilustrasi /Photo: Alana.io
Berilah tanda silang (X)  pada jawaban benar !
  1. Bila soal dengan opsi jawaban A, B, C, D dan E , Pilihlah salah satu jawaban yang paling “ BENAR” dengan cara memberikan tanda silang (X) di lembar jawaban yang sudah di sediakan.
  2. Bila soal dengan opsi jawaban 1, 2, 3, dan 4 maka mengacu pada ketentuan sebagai berikut :
A.    Bila point 1,2 dan 3 yang “ BENAR”
B. Bila point 1 dan 3 yang “ BENAR”
C. Bila point 2 dan 4 yang “ BENAR”
D. Bila point 4 saja yang “ BENAR”
E. Bila point 1,2,3,4 “ BENAR” semua

Contoh Soal Ujian Persiapan Akreditasi Rumah Sakit

Alat komunikasi dalam melakukan identifikasi terhadap pasien sehingga mampu meningkaatkan kemampuan komunikasi antara perawat dengan dokter dan perawat dengan perawat adalah definisi dari?

A. SOAP D. DAR
B. SOAPIER E. FLOW SHEET
C. SBAR

Berikut ini, yang termasuk dalam komponen – komponen SBAR, meliputi ?
  1. Situasition meliputi : nama, umur, tanggal MRS, hari perawatan, dokter yang merawat, nama perawat yang bertanggungjawab, diagnosis medis dan masalahkeperawatan  yang belum teratasi.
  2. Situasition meliputi : intervensi yang telah dilakukan, , riwayat alergi, pembedahan, alat invasive, obat-obatan, pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah kesehatan, pemeriksaan diagnostik.
  3. Assessment meliputi : hasil pengkajian terkini, tanda vital, pain skore, tingkat kesadaran, status restrain, risiko jatuh, status nutrisi, eliminasi, hal-hal yang kritis.
  4. Assessment meliputi : intervensi asuhan keperawatan yang perlu dilanjutkan, termasuk nursing  care plan dan discharge  planning. Edukasipasien dan keluarganya.

Berikut ini, yang termasuk dalam komponen – komponen SBAR, meliputi …
  1. Background meliputi : nama, umur, tanggal MRS, hari perawatan, dokter yang merawat, nama perawat yang bertanggungjawab, diagnosis medis dan masalahkeperawatan  yang belum teratasi.
  2. Background meliputi : intervensi yang telah dilakukan, , riwayat alergi, pembedahan, alat invasive, obat-obatan, pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah kesehatan, pemeriksaan diagnostik.
  3. Recomendation meliputi : hasil pengkajian terkini, tanda vital, pain skore, tingkat kesadaran, status restrain, risiko jatuh, status nutrisi, eliminasi, hal-hal yang kritis.
  4. Recommedation meliputi : intervensi asuhan keperawatan yang perlu dilanjutkan, termasuk nursing  care plan dan discharge  planning. Edukasi pasien dan keluarganya.

Keuntungan komunikasi SBAR antara lain……
  1. Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif
  2. Dokter percaya pada analisa perawat  karena menunjukkan perawat paham akan kondisi pasien
  3. Memperbaiki komunikasi = memperbaiki keamanan pasien
  4. Kesalahan dalam melakukan interaksi dengan komunikasi efektif sangat besar terjadi
Jelaskan tindakan keperawatan yang telah dilakukan, rencana perawatan  untuk pasien selanjutnya, dan tindakan kolaboratif yang memungkinkan. Jika Anda menerima pasien baru, pastikan untuk mendapatkan semua informasi ini dari perawat sebelumnya.


A. Situation D. Recomendation
B. Bacground  
C. Asesmen
Berikut ini adalah definisi dari Sentinel,…………………
  1. Insiden meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kondisi Potensial Cedera (KPC) dan Kejadian Sentinel.
  2. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah.
  3. Kejadian sentinel :
  • Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan alamiah atau kondisi yang mendasari penyakitnya. Contoh bunuh diri
  • Kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya
  • Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi
  • Penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang bukan orang tuanya.
      4. Kejadian Sentinel adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada harapan lagi bagi si           sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan.

Berikut yang termasuk Sasaran Keselamatan Pasien adalah……….
  1. Ketepatan Identifikasi Pasien;
  2. Peningkatan Kepatuhan dalam cuci tangan untuk mengurangi infeksi;
  3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
  4. Adanya keselamatan dalam pelayanan kegawat daruratan

Rumah sakit melindungi pasien dari kekerasan fisik antara lain dengan ………………
  1. Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri atas: pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu pengunjung pasien maupun petugas.
  2. Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang berlaku.
  3. Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal tersebut.
  4. Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu visitor/pengunjung atau name tag karyawan.

Apa yang dilakukan RS jika pasien menolak/ memberhentikan tindakan (resusitasi) atau pengobatan yang diberikan?
  1. Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi. Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di Rekam medis pasien dan di formulir DO Not Resuscitate (DNR).
  2. Tidak harus dilakukan pencatatan di Rekam Medis karena sudah dibuatkan persetujuan DNR
  3. Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien.
  4. Keputusan tidak harus dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien.

Prosedur skrining di IGD adalah sebagai berikut,……………
  1. Skrining dilakukan di bagian pendaftaran rawat jalan dan atau poliklinik setelah pasien diperiksa oleh dokter spesialis yang di tuju
  2. Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh RS.
  3. Skrining terlebih dahulu dilakukan oleh security dilanjutkan ke petugas pendaftaran dan selanjutnya ditentukan oleh dokter di IGD saat dilakukan anemnesa oleh dokter jaga.
  4. Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing sebelumnya.

Berikut ini cara penggunaan APAR,……….
  1. Tarik keluar segel pengaman handle picu dan angkat nozel ke area bebas
  2. Tekan handle picu sedikit sampai gas CO2 keluar
  3. Bawa APAR ke titik api
  4. Arahkan nozel ke titik api dan tekan handle picu dengan jarak APAR dengan titik api 5 meter

Berikut ini keadaan yang bisa menjadikan alasan untuk melepaskan gelang identitas yaitu,…..
  1. Gelang pengenal hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar dari rumah sakit.
  2. Yang bertugas melepas gelang pengenal adalah perawat yang bertanggung jawab    terhadap pasien  selama dirumah sakit 
  3. Gelang pengenal dilepas setelah semua proses selesai dilakukan
  4. Pasien akan dilakukan operasi yang bisa mengganggu aktifitas pasien selama operasi

Instruksi DNR dapat dibatalkan dengan cara sebagai berikut,..…..
  1. Melepas gelang DNR
  2. Menyatakan secara lisan mengenai pembatalan instruksi DNR
  3. Menghancurkan / menyobek instruksi tertulis DNR
  4. Pasien meninggal dunia

Berikut ini adalah pihak – pihak yang bisa mengambil keputusan saat dibutuhkan untuk “ informed consent..
  1. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah.
  2. Bagi pasien dibawah umur 17 tahun, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut urutan  hak mulai dari Ayah / Ibu Kandung dan saudara-saudara kandung
  3. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak mulai dari ayah / Ibu adopsi, saudara-saudara Kandung dan Induk Semang
  4. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak mulai dari ayah / Ibu kandung, wali yang sah dan saudara-saudara kandung

Perawat penanggung jawab pelayanan yang bertugas akan mengidentifikasi dan menerapkan “Prosedur Pencegahan Jatuh”, berdasarkan pada:
  1. Kategori risiko jatuh (rendah, sedang, tinggi)
  2. Kebutuhan dan keterbatasan per-pasien
  3. Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengaman (safety devices)
  4. Semua Salah

Strategi untuk mengurangi / mengantisipasi kejadian jatuh fisiologis, yaitu:
  1. Berikan orientasi kamar tidur kepada pasien dan libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya
  2. Pantau ketat efek obat-obatan, termasuk obat psikotropika dan kurangi suara berisik
  3. Lakukan asesmen ulang
  4. Sarana toilet dekat dengan pasien 

Strategi pada faktor lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh, yaitu:
  1. Lampu panggilan berada dalam jangkauan
  2. Libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya
  3. Lantai tidak silau/memantul dan tidak licin
  4. Pencahayaan yang adekuat

Adapun tujuan skrining adalah sebagai berikut…..
  1. Agar pasien mendapat pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya
  2. Agar pasien tahu tentang kondisinya saat ini
  3. Agar dokter dapat mengambil keputusan segera sehubungan dengan kondisi pasien
  4. Agar pasien dapat segera pulih kondisi kesehatannya
Berikut ini 6 Sasaran Keselamatan Pasien yang benar adalah …..


A.Ketepatan Identifikasi Pasien, Peningkatan Komunikasi yang Efektif, Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;, Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;, Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan Pengurangan risiko pasien jatuh

B.Ketepatan Identifikasi Pasien, Peningkatan Komunikasi yang Efektif, Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;, Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;, Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan Pengurangan risiko pasien jatuh

C.Peningkatan Komunikasi yang Efektif, Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;, Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;, Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, Pengurangan risiko pasien jatuh dan Ketepatan Identifikasi Pasien,
D.Ketepatan Identifikasi Pasien, Pengurangan risiko pasien jatuh Peningkatan Komunikasi yang Efektif, Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;, Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi dan Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

Pengurangan risiko pasien jatuh, harus dilakukan pemantauan dengan menggunakan formulir yang sesuai dengan ….
  1. Humpty Dumpty untuk dewasa
  2. Neonatus untuk bayi/bblr
  3. Morse Fall untuk dewasa
  4. Geriatri untuk lansia

Berikut ini informasi yang wajib disampaikan saat mengidentifikasi pasien di IGD adalah….. 
  1. Jelaskan manfaat gelang pasien 
  2. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi gelang .dll 
  3. Minta pasien utuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan atau memberi obat memberikan pengobatan tidak menkonfirmasi nama dan mengecek ke gelang 
  4. Jelaskan bahwa ini adalah prosedur untuk mencapai sasaran keselamatan pasien agar komunikasi bisa efektif

Bagaimana prosedur pengkajian status gizi pasien di rumah sakit?

A.Status gizi dinilai dengan menggunakan criteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) untuk mengidentifikasi dan mentatalaksana pasien bayi yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atu obesitas.

B.Status gizi dinilai dengan menggunakan criteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) untuk mengidentifikasi dan mentatalaksana pasien bayi dan anak yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atu obesitas.

C.Status gizi dinilai dengan menggunakan criteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) untuk mengidentifikasi dan mentatalaksana pasien bayi dan dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atu obesitas.

D.Status gizi dinilai dengan menggunakan criteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) untuk mengidentifikasi dan mentatalaksana pasien anak dan dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atu obesitas.

E.Status gizi dinilai dengan menggunakan criteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) untuk mengidentifikasi dan mentatalaksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atu obesitas.

Berikut ini prosedur pengkajian nyeri di rumah sakit ?
  1. Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk pasien usia > 1 tahun
  2. FLACCS untuk usia 1‐3 tahun
  3. Wong Baker Faces Rating Scale untuk pasien usia > 3 tahun
  4. Numeric Scale  untuk pasien dewasa.

Tujuan dari Akreditasi adalah ……
  1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan  pelayanan kesehatan
  2. Terbentuknya budaya mutu dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien sesuai standar di Rumah Sakit
  3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan  Rumah Sakit
  4. Peningkatan kesejahteraan Rumah Sakit

Manfaat Akreditasi adalah sebagai berikut …………..
  1. Terbentuknya budaya mutu dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien sesuai standar di Rumah Sakit
  2. Terlindunginya pasien/masyarakat dari layanan kesehatan yang tidak bermutu
  3. Sebagai salah satu syarat peningkatan kelas Rumah Sakit
  4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien,masyarakat, dan SDM  Rumah Sakit 

Berikut yang termasuk Sasaran Keselamatan Pasien….
  1. Ketepatan Identifikasi Pasien;
  2. Peningkatan Kepatuhan dalam cuci untuk menurunkan risiko infeksi;
  3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
  4. Adanya keselamatan dalam pelayanan kegawat daruratan
Resep harus memenuhi kelengkapan…

  1. Nama pasien, tanggal lahir atau umur pasien (jika tidak dapat mengingat tanggal lahir, no rekam medik dan berat badan pasien (untuk pasien anak)
  2. Nama dokter, tanggal penulisan resep dan ruang pelayanan
  3. Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian kanan atas lembar resep manual
  4. Menuliskan tanda R/ pada setiap sediaan. 

Berikut ini cara penggunaan APAR, Kecuali……….
  1. Tarik keluar segel pengaman handle picu dan angkat nozel ke area bebas
  2. Tekan handle picu sedikit sampai gas O2 keluar
  3. Bawa APAR ke titik api
  4. Arahkan nozel ke titik api dan tekan handle picu dengan jarak APAR dengan titik api 1/2 meter

Berikut ini keadaan yang bisa menjadikan alasan untuk melepaskan gelang identitas kecuali…
  1. Gelang pengenal hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar dari rumah sakit.
  2. Yang bertugas melepas gelang pengenal adalah perawat yang bertanggung jawab    terhadap pasien  selama dirumah sakit 
  3. Gelang pengenal dilepas setelah semua proses selesai dilakukan
  4. Pasien akan dilakukan operasi yang bisa mengganggu aktifitas pasien selama operasi

Berikut ini yang termasuk faktor instrinsik dan ekstrinsik risiko jatuh yang dapat diperkirakan adalah sebagai berikut :
  1. Faktor ekstrinsik yaitu Riwayat jatuh sebelumnya, Inkontinensia, Gangguan kognitif/psikologis, Gangguan keseimbangan/mobilitas, Usia > 65 tahun, Osteoporosis, Status kesehatan yang buruk dan Gangguan moskuloskeletal
  2. Faktor intrinsik yaitu Riwayat jatuh sebelumnya, Inkontinensia, Gangguan kognitif/psikologis, Gangguan keseimbangan/mobilitas, Usia > 65 tahun, Osteoporosis, Status kesehatan yang buruk dan Gangguan moskuloskeletal
  3. Faktor intrinsik yaitu Lantai basah/silau, ruang berantakan, pencahayaan kurang, kabel longgar/lepas, Alas kaki tidak pas, Dudukan toilet yang rendah, Kursi atau tempat tidur beroda, Rawat inap berkepanjangan, Peralatan yang tidak aman, Peralatan rusak dan Tempat tidur ditinggalkan dalam posisi tinggi
  4. Faktor ekstrinsik yaitu Lantai basah/silau, ruang berantakan, pencahayaan kurang, kabel longgar/lepas, Alas kaki tidak pas, Dudukan toilet yang rendah, Kursi atau tempat tidur beroda, Rawat inap berkepanjangan, Peralatan yang tidak aman, Peralatan rusak dan Tempat tidur ditinggalkan dalam posisi tinggi

Perawat penanggung jawab pelayanan yang bertugas akan mengidentifikasi dan menerapkan “Prosedur Pencegahan Jatuh”, berdasarkan pada:
  1. Kategori risiko jatuh (rendah, sedang, tinggi)
  2. Kebutuhan dan keterbatasan per-pasien
  3. Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengaman (safety devices)
  4. Semua Salah

Strategi untuk mengurangi / mengantisipasi kejadian jatuh fisiologis kecuali…
  1. Berikan orientasi kamar tidur kepada pasien dan libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya
  2. Pantau ketat efek obat-obatan, termasuk obat psikotropika dan kurangi suara berisik
  3. Lakukan asesmen ulang
  4. Sarana toilet dekat dengan pasien 

Strategi pada faktor lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh, yaitu:
  1. Lampu panggilan berada dalam jangkauan
  2. Libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya
  3. Lantai tidak silau/memantul dan tidak licin
  4. Pencahayaan yang adekuat

Adapun tujuan skrining adalah sebagai berikut, kecuali…
  1. Agar pasien mendapat pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya
  2. Agar pasien tahu tentang kondisinya saat ini
  3. Agar dokter dapat mengambil keputusan segera sehubungan dengan kondisi pasien
  4. Agar pasien dapat segera pulih kondisi kesehatannya

Instruksi DNR dapat dibatalkan dengan cara sebagai berikut kecuali
  1. Melepas gelang DNR
  2. Menyatakan secara lisan mengenai pembatalan instruksi DNR
  3. Menghancurkan / menyobek instruksi tertulis DNR
  4. Pasien meninggal dunia

Berikut ini adalah pihak – pihak yang bisa mengambil keputusan saat dibutuhkan untuk “ informed consent..
  1. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah.
  2. Bagi pasien dibawah umur 17 tahun, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut urutan  hak mulai dari Ayah / Ibu Kandung dan saudara-saudara kandung
  3. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak mulai dari ayah / Ibu adopsi, saudara-saudara Kandung dan Induk Semang
  4. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak mulai dari ayah / Ibu kandung, wali yang sah dan saudara-saudara kandung

Menyediakan  riwayat kesehatan yang signifikan dengan singkat, termasuk tes atau perawatan yang telah dilakukan, atau perubahan pasien dari kondisi sebelumnya.

A. Situation
C. Recomendation
B. Background
D. Anamnesa

Sebelum insisi kulit (time out) :
  1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran)
  2. Konfirmasi nama dokter operator, prosedur yang akan dilaksanakan dan lokasi incisi
  3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60 menit sebelumnya
  4. Antisipasi kejadian klinis 

Penandaan lokasi operasi antara lain kecuali...
  1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi  (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau  multipel level  (tulang belakang)
  2. Perlu melibatkan pasien, tinta mudah luntur terkena air.
  3. Dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan dan dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat  sampai saat akan disayat. 
  4. Tidak Mudah dikenali dan Digunakan  secara konsisten di RS 

Cara  untuk mengurangi atau mengeliminasi  KTD adalah sebagai berikut :
  1. Daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di rumah sakit 
  2. Identifikasi  area mana saja  yang membutuhkan elektrolit konsentrat, seperti di IGD atau kamar operasi 
  3. Pemberian label secara benar  pada elektrolit 
  4. Penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasi akses untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja / kurang hati-hati.

Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa. Tujuan triage selanjutnya adalah untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan pertolongan kedaruratan. Dengan triage tenaga kesehatan akan mampu :
  1. Menginisiasi atau melakukan intervensi yang cepat dan tepat kepada pasien
  2. Keluarga mampu menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan pengobatan lanjutan
  3. Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses penanggulangan/pengobatan gawat darurat
  4. Keluarga mampu memfasilitasi pasien melalui unit gawat darurat untuk dirawat di ruang perawatan.

Berikut ini gelang identifikasi yang ada di rumah sakit adalah sebagai berikut :

A. Merah untuk alergi latek
B. Abu – abu untuk DNR
C. Putih untuk pasien waria
D. Kuning untuk risiko jatuh
E. Abu – abu untuk DNR

Berikut ini yang termasuk Hak pasien adalah sebagai berikut, kecuali…

A. Merah untuk alergi latek
B. Abu – abu untuk DNR
C. Putih untuk pasien waria
D. Kuning untuk risiko jatuh
E. Abu – abu untuk DNR

Syarat yang harus dipenuhi untuk sahnya Informed Consent 
  1. Diberikan secara bebas dan mengenai sesuatu yang khas
  2. Diberikan oleh orang yang sanggup membuat perjanjian
  3. Telah dijelaskan bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien dapat memahami tindakan itu perlu dilakukan

Berikut ini yang termasuk Hak pasien antara lain
  1. Tindakan itu dilakukan pada situasi yang berbeda
  2. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
  3. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
  4. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama itu tidak mengganggu pasien lainnya.

Cardiac arrest/henti jantung, Anafilaksis, Trauma multipel / kompleks / cedera berat yang membutuhkan resusitasi, syok, Pasien tidak sadar (GCS 3-9), over dosis, kejang, cedera kepala) dan Obstruksi jalan nafas berat..

A. Level V
B. Level IV
C. Level II
D. Level III
E. Level I

Berikut ini yang termasuk jenis – jenis restraint adalah…
  1. Pembatasan Fisik
  2. Pembatasan Mekanis
  3. Surveilans Teknologi
  4. Pembatasan Kimia

Saat dirawat di Rumah Sakit karena penyakit jantung, pasien  juga diketahui mengidap demensia dan sering berkeliaran di Rumah Sakit. Setelah 2 malam kurang tidur, kaki pasien mengalami edema yang cukup luas dan terdapat kekhawatiran bahwa pergerakan konstan tersebut dapat mengeksaserbasi penyakit jantungnya sehingga pasien diberi sedasi.

A. Termasuk restraint kimiawi
B. Bukan termasuk restraint
C. Termasuk restraint fisik
D. Termasuk restraint mekanis
E. Termasuk pembatasan teknologi

Dampak fisik, kecuali
  1. Atrofi otot dan hilangnya / berkurangnya densitas tulang
  2. Ulkus decubitus dan Infeksi nosocomial
  3. Strangulasi dan penurunan fungsional tubuh
  4. Stress kardiakdan anuria

Dampak psikologis
  1. Depresi
  2. Peningkatan fungsi kognitif
  3. Isolasi emosional
  4. Kebingungan (confusion) dan agitasi
Terkait :Kira Inilah Skenario Pertanyaan Surveyor Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012
Demikianlah contoh soal latihan jelang akreditasi yang sering diujikan pada karyawan/ti (SDM) suatu rumah sakit. Contoh soal di atas medianers himpun dari bahan akreditasi rumah sakit yang pernah diujikan pada sebuah rumah sakit swasta di pulau jawa. Sekian.



grace02emily Bentuk Hubungan Kerja Pelayanan Anestesi Bedah Antar Unit Di Rumah Sakit Terbaru 2017

Medianers ~ Rumah Sakit memiliki banyak unit pelayanan, masing-masing unit saling ketergantungan, dan saling membutuhkan kerjasama serta koordinasi yang baik agar pelayanan pada pasien dan masyarakat berjalan lancar. Di Rumah Sakit, pelayanan anestesi dan bedah cukup vital perannya, bisa dikatakan sebagai jantung atau muara dari semua pelayanan. Adapaun bentuk pola hubungan kerja pelayanan anestesi dan bedah dimaksud medianers uraikan seperti di bawah ini:

Bentuk Hubungan Kerja Pelayanan Anestesi Bedah  dengan Ruang Rawat Inap

Pasien ruang rawat inap yang telah mendapat tindakan atau pemeriksaan dokter, pemeriksaan penunjang dan telah dipastikan tindakan operasi yang akan dilakukan. Perawat ruang rawat inap akan mempersiapkan prosedur pasien preoperasi (Penjadwalan waktu operasi ke instalasi bedah, Informed Content, persiapan puasa, cukur, pemasangan IV Line, premedikasi dan lain-lain).

Setelah itu pasien dibawa keruang operasi. Perawat ruangan melakukan serah terima pasien dengan perawat instalasi bedah. Perawat Instalasi Bedah menghubungi perawat ruang rawat inap bila operasi telah selesai dilakukan. Sebelum pasien post operasi pindah keruangan perawat instalasi bedah melakukan serah terima pasien dengan perawat ruang rawat inap. 

Bentuk Hubungan Kerja Pelayanan Anestesi Bedah dengan ICU

Jika ada pasien ICU yang perlu dilakukan tindakan pembedahan maka perawat ICU melakukan penjadwalan waktu operasi dan tindakan yang akan dilakukan ke Instalasi Bedah. Perawat ICU melakukan persiapan preoperasi (Informed Content, persiapan puasa, cukur, pemasangan IV Line, premedikasi dan lain-lain). 

Lalu pasien diantar ke Instalasi Bedah dan serah terima pada perawat Instalasi Bedah. Setelah pasien selesai dilakukan tindakan pembedahan perawat instalasi bedah akan menghubungi perawat ICU untuk menjemput pasien ke instalasi bedah. Perawat Instalasi Bedah melakukan serah terima pasien sebelum pasien post operasi pindah ke ICU. 

Sebaliknya bila ada pasien dari Instalasi Bedah yang telah selesai menjalani tindakan pembedahan dan di indikasikan masuk ke ICU maka perawat Instalasi Bedah menghubungi perawat ICU untuk mempersiapkan tempat tidur untuk pasien baru dari Instalasi Bedah 

Hubungan Kerja Pelayanan Anestesi Bedah dengan IGD

Jika pasien IGD membutuhkan tindakan segera di kamar operasi, maka perawat IGD menghubungi perawat kamar operasi mengenai diagnosa pasien dan tindakan yang akan dilakukan serta dokter yang merawat. Perawat IGD menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan serta dokter yang merawat. 

Perawat IGD menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan serta meminta mengisi Informed Content. Perawat IGD mengantarkan pasien ke kamar operasi dan melakukan serah terima dengan perawat Instalasi Bedah.

Hubungan Kerja Pelayanan Anestesi Bedah Dengan Kamar Bersalin (VK)

Pasien Kamar Bersalin(VK) yang membutuhkan pelayanan pembedahan maka bidan Kamar Bersalin (VK) menghubungi perawat kamar operasi mengenai diagnosa pasien dan tindakan yang akan dilakukan serta dokter yang merawat.
Terkait : Bentuk Kerjasama Antara Perawat, Bidan Dan Dokter Di Rumah Sakit
Bidan Kamar Bersalin(VK) menjelaskan kepada pasien tindakan yang dilakukan dan membuat Informed Content sebelum pasien diantar ke Instalasi Bedah. Bidan Kamar Bersalin (VK) melakukan serah terima pasien dengan perawat Instlasi Bedah.  

Hubungan Kerja Pelayanan Anestesi Dan Bedah dengan Poliklinik

Pasien Poliklinik yang membutuhkan pelayanan pembedahan maka perawat Poliklinik menghubungi perawat Instalasi Bedah mengenai diagnosa pasien, tindakan yang akan dilakukan dan dokter yang merawat. Perawat Poliklinik menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan dan membuat Informed Content sebelum pasien diantar ke Instalasi Bedah. 

Perawat Poliklinik melakukan serah terima pasien dengan perawat Instalasi Bedah. Setelah tindakan operasi dilakukan perawat Instalasi Bedah menghubungi perawat Poliklinik untuk menjemput pasien dan melakukan serah terima pasien.  

Hubungan Kerja Pelayanan Anestesi  Bedah dengan Farmasi

Peresepan Obat
Resep rawat inap ditulis oleh dokter yang merawat pasien dan Informasi Nurse(IN) menginput ke Teramedik (TM). Kemudian resep diantar ke Instalasi Farmasi oleh Informasi Nurse(IN) obat tersebut diracik dan diantar ke Instalasi Bedah.

Hubungan Kerja Pelayanan Anestesi Bedah dengan Laboratorium

Bila pasien Instalasi Bedah memerlukan pemeriksaan Cito (segera), transfusi atau permintaan darah untuk pasien yang sedang menjalani pembedahan maka petugas Instalasi Bedah menghubungi petugas Laboratorium. 

Petugas Laboratorium segera menuju Instalasi Bedah untuk melakukan pengambilan sample, spesimen sesuai permintaan dokter dan hasilnya segera dilaporkan ke dokter Instalasi Bedah melalui Information Nurse (IN).

Bila pasien Instalasi Bedah membutuhkan pemeriksaan Patologi maka perawat Instalasi Bedah melakukan serah terima dengan pegawai Laboratorium. Perawat Kamar Bedah tersebut mengantar jaringan dan formulir PA ke bagian laboratorium. Hasil pemeriksaan Patologi akan dilaporkan bagian laboratorium ke perawat ruang rawat inap. 

Hubungan Kerja Pelayanan Anestesi  Bedah dengan Radiologi

Pasien Instalasi Bedah yang memerlukan pemeriksaan Radiologi di Instalasi Bedah maka petugas Instalasi Bedah menghubungi petugas Radiologi untuk mempersiapkan alat pemeriksaan,misalnya pada pasien Orthopedi yang memerlukan C-ARM.

Hubungan Kerja Pelayanan Anestesi Bedah dengan Teknisi

Dalam pemeliharaan alat-alat di Instalasi Bedah berkoordinasi dengan bagian Teknisi dalam hal pembuatan jadwal pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan di Instalasi Bedah secara berkala. Jika ada alat-alat yang rusak, maka perawat Instalasi Bedah membuat surat pemberitahuan ke bagian Teknisi untuk diperbaiki.

Petugas Teknisi memeriksa alat yang rusak, kemudian memperbaiki atau mengganti alat yang rusak sesuai kebutuhannya. Jika teknisi tidak dapat memperbaiki peralatan yang rusak maka dihubungi petugas teknisi dari luar Rumah Sakit untuk memperbaikinya serta melapornya ke Instalasi Bedah.

Hubungan Kerja Pelayanan Anestesi  Bedah dengan Gizi

Bila ada jadwal operasi maka perawat Instalasi Bedah menghubungi bagian Gizi untuk memesan makanan untuk dokter sesuai dengan jumlah operasi pada saat itu. Petugas Gizi mengantar makanan ke Instalasi Bedah sesuai dengan jumlah yang dipesan oleh perawat.

Hubungan Kerja Pelayanan Anestesi Bedah dengan Laundry dan CSSD

Perawat Instalasi bedah menghubungi bagian Laundry untuk menjemput / mengantar alat tenun yang sudah dipakai atau yang akan dipakai di Instalasi Bedah. Sedangkan dengan CSSD unit penting untuk mensterelisasikan instrumen bedah dan linen yang sudah bersih.

Demikianlah bentuk/ pola hubungan kerja pelayanan anestesi dan bedah dengan berbagai unit di rumah sakit yang dapat medianers bagikan yang dihimpun dari berbagai sumber.(Editor: AW)

grace02emily Sukses Itu, Ketika Kamu Bisa Menyukseskan Orang Lain Terbaru 2017

Ilustrasi / photo : alana.io
Medianers ~ Suatu ketika, saya satu bus dengan seorang tokoh, ia ninik mamak disegani. Saya tidak ingat namanya, tapi saya tau betul siapa dia. Saya panggil "Mamak" pada beliau. Mamak dimaksud pernah menjadi anggota dewan terhormat semasa orde baru di salah satu kabupaten di propinsi Sumatera Barat.

Di atas bus, penumpang hanya ada 2 orang, berselang beberapa km, naiklah mamak, dengan tujuan ke pasar tradisional. Inilah awal pertemuan masa itu, dan yang akan saya ceritakan.

Baiklah ! 

Di atas bus, saya sapa mamak, serta menanyakan mau kemana. Hingga akhirnya, kami bercerita banyak. Namun, satu hal yang membuat saya terkesan dengan cerita beliau terkait regenerasi.

"Ibarat memanen sebatang ubi, di saat memetik hasil, keluar bongkahan ubi bercabang dan berat. Hasilnya bisa dimakan atau dijual di pasar. Orang yang berhasil panen, boleh dibilang sukses. Ia bisa menanam, menjaga, merawat hingga memetik hasil. Tapi, orang tersebut belum bisa disebut hebat." Kecat mamak.

Kenapa belum hebat mak? Tanya saya.

"Bila hanya sekedar menanam, merawat, menjaga dan memanen, kita semua bisa. Tapi, bagaimana mengembangkan dan meregenerasi, dari satu menjadi dua, dari dua menjadi tiga dan seterusnya inilah tantangan sebenarnya." Ulas mamak.

Kemudian mamak menjelaskan, bahwa setelah sukses panen, sepantasnya dikembangkan, batang ubi dipotong-potong kurang lebih sepanjang lengan bawah. Batang ubi yang telah di potong lalu disortir, kemudian dicucukan di lahan baru, aktifitas ini terus dikembangkan biakan hingga menjadi luas. Inilah yang dimaksud regenerasi.

"Demikian pula dalam kehidupan sehari-hari. Bila kamu ingin besar dan berpengaruh luas, maka ambillah contoh dari bertanam ubi." Saran mamak kepada penulis.

Lihatlah orang sekelilingmu, apakah ia memiliki potensi? Ia lemah dari segi ekonomi? Ia tidak mampu, tapi bisa diberdayakan untuk dikembangkan? Maka bantulah dia, carikan dia jalan, beri ia bantuan sesuai kemampuanmu. Tularkan terus energi ini tanpa memandang bulu.

Mamak terus, memberi saran pada penulis. Bahkan, ia memanggil saya sebagai " nakan" (keponakan). Bus terus melaju, lokasi tujuan mamak hampir dekat. Penulis sebenarnya sangat tertarik menanya banyak hal tentang kehidupan sosial dari beliau.

Saran mamak sebelum turun dari bus, "nakan ! bila kamu ingin jadi orang besar dan memiliki "lahan luas" maka tanamlah dari dini bibit-bibit kebaikan. Lakukan regenerasi, mulai perbaiki dirimu, dari keluargamu, lingkunganmu, dan daerahmu. Bibit kebaikan yang nakan kembangkan adalah kader terbaik di suatu hari. Dan, ajarkan pula filosofi kehidupan bertanam ubi pada mereka, jangan sampai terhenti." Saran mamak sebelum turun dari bus.

Terakhir mamak mengungkapkan kalimat sakti, bahwa "Sukses itu, ketika kamu mampu membuat orang lain sukses.

Sebelum turun, saya ucapkan terima kasih atas saran dan petuahnya mamak. Juga sekalian bercermin diri, bahwa saya tidak ada apa-apanya. Hanya sekedar sukses memanen, tapi belum bisa mengembangkan lahan potensial baik dikampung halaman maupun dirantau. Boleh dibilang, baru bisa untuk diri sendiri dan keluarga kecil saja. Mungkin, suatu hari saya akan bisa.(AntonWijaya)

grace02emily Teknik Hand Hygiene (Cuci Tangan) Steril Metode Bedah Terbaru 2017

Medianers ~ Hand hygiene (cuci tangan) steril  metode bedah adalah suatu upaya membersihkan tangan dari benda asing dan mikroorganisme dengan menggunakan metode yang paling maksimal sebelum melakukan prosedur bedah. Upaya mengurangi mikroorganisme patogen pada area tangan, mencuci tangan metode bedah dilakukan dengan sangat hati-hati dan dalam waktu yang relatif lebih lama. Pelaksanaan membersihkan tangan dengan mencuci tangan efektif membutuhkan waktu sekitar 2-6 menit melalui 3 tahapan dengan langkah-langkah : 
  1. Membasahi  tangan  dengan  air mengalir, dimulai dari ujung jari sampai 2 cm diatas siku.
  2. Menempatkan sekitar  15 ml (3 x tekanan dispenser) cairan handscrub  antiseptik  di telapak tangan kiri, dengan menggunakan siku lengan yang lain  atau dengan dorongan lutut untuk mengoperasikan dispenser.
  3. Meratakan dan menggosok cairan handsrub
  4. Ratakan dengan kedua telapak tangan,  dilanjutkan dengan  menggosok  punggung, sela- sela jari tangan kiri dan kanan dan sebaliknya.
  5. Kedua telapak tangan, jari -jari sisi dalam dari kedua tangan saling menggosok dan mengait dilanjutkan dengan membersihkan  kedua ibu jari dan  ujung kuku jari bergantian.
  6. Mengambil pembersih kuku dan bersihkan dalam air mengalir
  7. Mengambil sikat steril yang sudah berisi cairan handsrub
  8. Menyikat tangan kanan dan tangan kiri bergantian.
  9. Kuku dengan gerakan tegak searah dari atas ke bawah pada kedua tangan.
  10. Jari-jari seakan mempunyai empat sisi, sela jari, secara urut mulai dari ibu jari sampai dengan kelingking.
  11. Telapak tangan, punggung melalui gerakan melingkar.
  12. Daerah pergelangan tangan atas sampai dengan siku dengan gerakan melingkar.
  13. Ulangi cara ini pada tangan kanan selama 2 menit. 
  14. Membilas tangan dengan air mengalir dari arah ujung jari ke siku dengan memposisikan tangan tegak
  15. Lakukan sekali lagi menyikat tangan kanan dan tangan kiri secara bergantian
  16. Kuku dengan gerakan tegak searah dari atas ke bawah pada kedua tangan
  17. Jari-jari seakan mempunyai empat sisi, sela-sela jari, secara urut mulai dari ibu jari sampai dengan kelingking
  18. Telapak tangan dan punggung dengan gerakan melingkar
  19. Daerah pergelangan tangan atas sampai dengan siku dengan gerakan melingkar dilakukan selama 2 menit.
  20. Membiarkan air menetes dari tangan sampai dengan siku.
  21. Mengeringkan menggunakan handuk steril yang dibagi 2  bagian, satu bagian untuk tangan kiri dan bagian yang lain untuk tangan kanan, memutar dari jari- jari tangan ke arah siku. 
  22. Meletakkan handuk pada tempat yang disediakan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam membersihkan tangan antara lain :

Sebelum dan sesudah melakukan hand hygiene, ada hal hal yang harus diperhatikan agar tujuan  hand hygiene dapat tercapai, diantaranya adalah :

1. Perawatan kuku tangan 

Kuku tangan harus dalam keadaan bersih dan pendek. Kuku yang panjang dapat menimbulkan potensi akumulasi bakteri patogen yang terdapat di bawah kuku. 

2.Perhiasan dan aksesoris 

Tidak diperkenankan menggunakan perhiasan pada pada area tangan seperti cincin, karena adanya resiko akumulasi bakteri patogen pada perhiasan yang dipakai. 

3.Kosmetik

Kosmetik yang dipakai petugas kesehatan, seperti cat kuku, dapat menyimpan bakteri patogen, juga dapat terlepas dari tangan dan berpindah saat melakukan kontak dengan pasien. Hal ini sangat berbahaya dan disarankan untuk tidak dilakukan.

4. Penggunaan handuk atau tissue 

Pengeringan tangan sebaiknya menggunakan tissue disposable. Namun bila terdapat keterbatasan dalam sumber daya, handuk yang bersih juga dapat digunakan, dengan catatan
Demikianlah teknik hand hygiene (cuci tangan) steril metode bedah yang dihimpun dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.(AW).

grace02emily Cara Dan Teknik Hand Hygiene Menggunakan Antiseptik Alkohol (Handrub) Terbaru 2017

Medianers ~ Pada pelaksanaan hand hygiene, mencuci tangan terkadang tidak dapat dilakukan karena kondisi atau karena keterbatasan sumber daya. Banyaknya pasien yang kontak dengan petugas dalam satu waktu, atau sulitnya mendapatkan sumber air bersih yang memadai menjadi kendala melaksanakan hand hygiene dengan mencuci tangan. Alasan ini, WHO menyarankan alternatif lain dalam melakukan hand hygiene, yaitu dengan handrub berbasis alkohol. 

WHO merekomendasikan handrub berbasis alkohol karena beberapa alasan sebagai berikut : 
  1. Berdasarkan bukti, keuntungan intrinsik dari reaksinya yang cepat, efektif terhadap aktivitas mikroba spektrum luas dengan resiko minimal terhadap resistensi mikrobakterial 
  2. Cocok untuk digunakan pada area atau fasilitas kesehatan dengan akses dan dukungan sumberdaya yang terbatas dalam hal fasilitas hand hygiene (termasuk air bersih, tissue, handuk, dan sebagainya) 
  3. Kemampuan promotif yang lebih besar dalam mendukung upaya hand hygiene karena prosesnya yang cepat dan lebih nyaman untuk dilakukan 
  4. Keuntungan finansial, mengurangi biaya yang perlu dikeluarkan rumah sakit. 
  5. Resiko minimal terhadap adverse event karena meningkatnya keamanan, berkaitan dengan akseptabilitas dan toleransinya dibandingkan dengan produk lain. 
Teknik mencuci tangan menggunakan handrub 


Pelaksanaan membersihkan tangan dengan menggunakan alcohol based handrub efektif membutuhkan waktu sekitar 20-30 detik melalui 6 (enam) langkah kebersihan tangan. Prosedur ini dimulai dengan menuangkan 3-5 ml handrub ke dalam telapak tangan, dan kemudian memulai teknik 6 langkah : 
  1. Menggosok bagian dalam telapak tangan 
  2. Menggosok punggung tangan bergantian 
  3. Menggosok sela-sela jari tangan
  4. Menggosok ruas jari tangan dengan mengkaitkan kedua tangan
  5. Menggosok ibu jari tangan, bergantian
  6. Menggosok ujung jari tangan
Teknik handrub menggunakan antiseptik alkohol
Terkait : Teknik Hand Hygiene (Cuci Tangan) Steril Metode Bedah
Demikianlah cara dan teknik hand hygiene menggunakan Antiseptik Alkohol (Handrub). Semoga bermanfaat.(AW).

grace02emily Kapan Sebaiknya Cuci Tangan (Hand hygiene) ? Terbaru 2017

lima-momen-hand-hygiene
Lima momen cuci tangan (hand hygiene)
Medianers ~ Cuci tangan (hand hygiene) adalah suatu upaya atau tindakan membersihkan tangan, baik dengan menggunakan sabun antiseptik di bawah air mengalir atau dengan menggunakan handrub berbasis alkohol dengan langkah-langkah yang sistematik sesuai urutan, sehingga dapat mengurangi jumlah bakteri yang berada pada tangan.

Tujuan hand hygiene adalah menurunkan resiko infeksi karena sering kontak antara petugas dan pasien. Selain itu, hand hygiene bertujuan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit sebab Mikroorganisme juga sering berpindah seiring dengan adanya kontak antara petugas kesehatan dengan alat, pasien bahkan dengan petugas kesehatan lain.

 Siapa saja yang harus Cuci Tangan (Hand hygiene) ? 

WHO menyarankan untuk setiap orang atau petugas yang tersebut dibawah ini untuk selalu mematuhi prosedur hand hygiene, yaitu :
  1. Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti: dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya (fisioterapi, laboratorium). 
  2. Setiap orang yang kontak dengan pasien, meskipun tidak langsung seperti : ahli gizi, farmasi dan petugas tehnik.
  3. Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang dilakukan terhadap pasien 
  4. Setiap orang yang bekerja di lingkungan rumah sakit WHO (World Health Organization) menganjurkan five moment of hand hygiene (5 waktu cuci tangan), yang merupakan petunjuk waktu kapan petugas harus melakukan hand hygiene.
Kapan Sebaiknya Cuci Tangan (Hand hygiene) ? 

Cuci tangan sebaiknya dilakukan 5 waktu (momen), waktu yang dimaksud serta alasannya, silahkan simak dalam tabel di bawah ini:
1
Sebelum kontak dengan pasien
Kapan ? Bersihkan tangan sebelum menyentuh pasien
Kenapa ? Untuk melindungi pasien dari bakteri patogen yang ada pada tangan petugas
2
Sebelum melakukan tindakan aseptik
Kapan ? bersihkan tangan segera sebelum melakukan tindakan aseptik
Kenapa ? untuk melindungi pasien dari bakteri patogen, termasuk yang berasal permukaan tubuh pasien sendiri, memasuki bagian dalam tubuh.
3
Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
Kapan ? Bersihkan tangan setelah kontak atau resiko kontak dengan cairan tubuh pasien ( dan setelah melepas sarung tangan)
Kenapa ? untuk melindungi petugas kesehatan dan area sekelilingnya bebas dari bakteri patogen yang berasal dari pasien
4
Setelah kontak dengan pasien
Kapan ? bersihkan tangan setelah menyentuh pasien, sesaat setelah meninggalkan pasien
Kenapa ? untuk melindungi petugas kesehatan dan area sekelilingnya bebas dari bakteri patogen yang berasal dari pasien
5
Setelah kontak dengan area sekitar pasien
Kapan ? bersihkan tangan setelah menyentuh objek atau furniture yang ada di sekitar pasien saat meninggalkan pasien, walaupun tidak menyentuh pasien
Kenapa ? untuk melindungi petugas kesehatan dan area sekelilingnya bebas dari bakteri patogen yang berasal dari pasien

Terkait: 
Demikianlah tentang Siapa saja yang harus cuci tangan (Hand hygiene) dan kapan sebaiknya cuci tangan (Hand hygiene) dilakukan.( AntonWijaya)